Masyarakat
Jepang adalah masyarakat yang mengutamakan kepentingan kelompoknya, karena itu orang yang terlalu ingin menonjol
sendiri biasanya malah dianggap tidak baik oleh rekan-rekannya. Kata kunci yang
perlu anda ingat adalah harmoni dan kerjasama. Prestasi bersama jauh lebih
dihargai daripada prestasi individu.
Masyarakat Jepang
selalu berusaha mencegah seseorang kehilangan muka. Jangan sampai membuat malu
seseorang di depan umum baik saat bercakap-cakap santai ataupun dalam rapat
formal. Hindari menyalahkan dan memojokkan seseorang di depan orang lain
walaupun orang tersebut memang telah membuat kesalahan pada anda.
Orang Jepang sangat menghargai usia, senioritas dan status jabatan. Di
kantor atau di sekolah penghargaan lebih selalu diberikan pada mereka yang
lebih senior. Umumnya mereka memanggil orang yang lebih senior dengan sebutan
“senpai” dan junior dengan sebutan “kohai”. Pimpinan atau orang yang lebih tua
biasanya dilayani terlebih dahulu dan minuman mereka akan selalu dituangkan
oleh mereka yang lebih muda atau berkedudukan lebih rendah.
Agama bukan
merupakan aspek penting dalam kehidupan orang Jepang, karena itu hindarkan
percakapan tentang agama. Topik ringan seperti makanan, tempat wisata, atau
hobby akan membuat suasana lebih menyenangkan.
Orang Jepang
menerima dengan baik budaya barat tetapi di lain pihak juga menjaga budaya
mereka tetap lestari di kehidupan sehari-hari. Tata cara dan ritual dalam
melakukan sesuatu hal tetap dianggap penting karena itu bersabarlah dalam
mengikuti tatacara mereka meskipun anda menganggapnya kuno dan tidak penting.
Nama orang Jepang
biasanya terdiri dari dua kata, kata pertama biasanya menunjukkan nama kecil
dan kata kedua menunjukkan nama keluarga. Misalnya KENJI NAKAGAWA berarti nama
orang tersebut adalah Kenji dan nama keluarganya adalah Nakagawa.
Panggilan
sopan bagi orang Jepang adalah dengan memanggil nama keluarganya diikuti dengan
akhiran ‘–san” baik bagi lelaki maupun perempuan. Jadi KENJI NAKAGAWA akan
dipanggil dengan nama NAKAGAWA-san. Jangan sekali-sekali memanggil orang yang
baru anda kenal dengan menggunakan nama kecilnya, misalnya KENJI-san, karena
itu tidak sopan. Yang berhak memanggil dengan nama kecil adalah orang tua atau
orang yang benar-benar dekat dengannya, misalnya istri atau suaminya.
Satu hal yang
akan membuat banyak orang asing bingung adalah dalam bahasa Jepang orang
bernama KENJI NAKAGAWA justru akan ditulis NAKAGAWA KENJI. Hal ini akan
menyebabkan kebingungan bagi orang yang tidak terbiasa. Untuk membiasakan hal
ini anda harus bisa membedakan kata yang sering digunakan sebagai nama keluarga
dan kata yang digunakan untuk nama kecil.
Memberi salam
adalah sebuah ritual formal di Jepang, apalagi pada pertemuan pertama. Jadi
lakukan secermat mungkin untuk memberikan kesan baik. Walaupun orang Jepang
sangat memahami budaya barat tapi akan lebih memberikan kesan baik kalau anda
melakukannya dengan cara mereka. Usahakan jangan memulai perkenalan terlebih
dahulu sebelum dipersilahkan oleh tuan rumah atau penanggungjawab acara. Daripada
berjabat tangan akan lebih sopan kalau anda membungkuk untuk memberi salam
sebelum memperkenalkan diri. Semakin tinggi jabatan atau usia orang yang anda
ajak berkenalan, semakin dalam anda membungkuk.
Dalam
menyelesaikan berbagai urusan orang Jepang sangat mempercayai hubungan
pertemanan. Jadi apabila anda melamar suatu pekerjaan atau hendak menjalankan
sebuah bisnis penting untuk mendapat rekomendasi dari seseorang yang dipercaya
oleh orang yang anda ajak berbisnis atau penerima lamaran di perusahaan tempat
anda melamar pekerjaan. Penting untuk selalu menjaga silaturahmi dan hubungan
baik karena orang Jepang menghargai hal tersebut.
Dalam membuat
janji dengan orang Jepang usahakan anda tidak membuat janji secara mendadak.
Membuat janji melalui telepon atau berbicara secara langsung menunjukkan
keseriusan anda daripada menggunakan surat, faks, atau email.
Orang Jepang
sangat menghargai ketepatan waktu. Jangan sampai datang terlambat apabila anda
diundang atau harus menghadiri rapat dengan orang Jepang.
Posisi duduk
di sebuah ruangan pertemuan atau rapat biasanya sudah diatur sedemikian rupa,
jangan sampai anda salah mengambil posisi duduk. Posisi pejabat tertinggi
biasanya berada pada tempat paling nyaman, misalnya terletak paling jauh dari
pintu masuk.
Kartu nama adalah instrumen penting dalam pembicaraan bisnis dengan orang
Jepang. Buatlah kartu nama yang baik dan jagalah jangan sampai lecek atau
terlipat. Memberikan dan menerima kartu nama sebaiknya menggunakan kedua tangan
sambil sedikit membungkuk. Bacalah terlebih dahulu kartu nama yang diberikan
kepada anda sebelum anda menyimpannya di saku atau dompet anda.
Apabila anda
sedang melamar pekerjaan atau berbisnis dengan orang Jepang berusahalah jangan
menolak suatu permintaan. Kadangkala permintaan itu walaupun sulit sebenarnya
lebih berupa ujian dari mereka untuk mengetahui komitmen anda.
Usahakan
selalu membawa CV pribadi atau company profile perusahaan anda dalam setiap
pertemuan bisnis. Persiapkan secukupnya sebagai antisipasi apabila mereka
memintanya.
Dalam rapat
orang Jepang sangat menghindari perdebatan. Mereka tidak akan secara tegas
menyatakan tidak setuju pada suatu ide. Penting bagi anda untuk mengamati
bahasa non verbal mereka.
Orang Jepang
termasuk sulit untuk mengucapkan “tidak”. Usahakan menanyakan sesuatu dalam
frasa yang akan membuat mereka menjawab “ya”, misalnya anda dapat bertanya
“apakah anda tidak setuju dengan ide ini?”
Konsensus
bersama dan keputusan kelompok sangat penting dan dihargai, jadi usahakan
jangan melanggar sebuah keputusan yang telah disepakati bersama.
Saat rapat
kadang orang Jepang mendengarkan pembicaraan sambil menutup mata apabila mereka
benar-benar mencermati apa yang sedang anda katakan.
Jangan pernah
terbawa emosi dan marah-marah pada rapat. Apabila ada yang mengganjal akan
lebih baik anda sampaikan di luar forum.
Memberikan
hadiah atau buah tangan pada pertemuan pertama dapat dilakukan. Hadiah tidak
perlu mahal tetapi harus memiliki kesan menghargai yang kuat. Suvenir dari
Indonesia atau makanan kecil adalah contoh hadiah yang dapat diberikan pada
pertemuan pertama.
Lebih baik
hindari memberikan bunga terutama yang berwarna putih karena melambangkan duka
cita. Hadiah lain yang sebaiknya dihindari adalah memberikan tanaman di dalam
pot karena melambangkan “semoga cepat sembuh”
Kado atau
hadiah sebaiknya dibungkus, tetapi jangan gunakan warna yang pucat, gelap, atau
terlalu cerah. Warna pastel seperti coklat adalah pilihan paling aman.
Apabila setelah rapat anda diajak untuk makan ke restoran pastikan anda
ikut serta kecuali ada acara yang benar-benar penting karena ini merupakan
kesempatan penting untuk bersosialisasi. Walaupun demikian anda tetap harus
siap untuk membayar sendiri makanan anda karena mentraktir makan bukan
merupakan budaya orang Jepang.
Saat anda diundang untuk hadir di rumah orang Jepang sampaikan sebelumnya
makanan yang tidak dapat anda makan karena larangan agama anda. Hal ini akan
membantu tuan rumah untuk menyediakan makanan yang sesuai untuk anda.
Lepaskan sepatu atau sandal anda di pintu masuk, biasanya ada tempat
untuk menukar alas kaki anda dengan sandal rumah (slippers) tetapi bila tuan
rumah tidak menyediakan anda dapat bertelanjang kaki atau tetap memakai kaus
kaki anda.
Tatalah alas kaki anda dengan rapi dengan ujung menghadap keluar. Ini
akan memberikan kesan baik pada tuan rumah.
Jangan terlambat hadir apabila anda menerima
undangan, terutama apabila yang mengundang adalah pimpinan anda.
Orang Jepang sangat menghargai kebersamaan, anda dapat
membantu tuan rumah untuk membereskan meja makan atau mencuci piring, kecuali
apabila dia tidak mengijinkan anda melakukan hal tersebut.
Tunggulah
sampai orang yang lebih senior atau lebih dihormati untuk duduk terlebih
dahulu.
Pada
saat makan juga tunggulah agar mereka yang lebih senior atau lebih dihormati
untuk mengambil makanan terlebih dahulu.
Jangan
menggunakan sumpit untuk menunjuk sesuatu.
Jangan
menusuk makanan dengan sumpit.
Apabila
anda kesulitan menggunakan sumpit anda dapat meminta sendok..
Jangan
menyilangkan sumpit saat selesai makan karena hal itu melambangkan orang
meninggal.
Orang
Jepang terbiasa makan makanan berkuah, misalnya mi atau sop, dengan bersuara “slurp”. Bahkan semakin keras
suara “slurp” tersebut menandakan makanan tersebut semakin nikmat. Walaupun
demikian mereka akan memaklumi kalau anda tidak melakukannya karena perbedaan
latar belakang budaya.
Orang
Jepang tidak mencampurkan makanan di satu piring seperti umumnya orang
Indonesia. Jadi mereka terbiasa makan dari mangkuk-mangkuk kecil terpisah,
misalnya satu mangkuk untuk nasi, satu mangkuk untuk lauk, dan satu mangkuk
untuk sup.
Jika
anda tidak ingin minuman lebih banyak, jangan habiskan isi gelas anda, karena
saat mereka melihat gelas kosong itu berarti isyarat untuk menambahkan lagi
isinya. Sebaliknya untuk piring nasi sebaiknya anda menghabiskannya karena
apabila anda menyisakan nasi menandakan anda belum selesai makan dan ingin
menambah nasi.
Percakapan
pada saat makan biasanya dikurangi, karena orang Jepang menyukai untuk
menikmati makanan mereka.
Apabila anda harus ke toilet, jangan lakukan di
tengah-tengah makan, dan jangan pula membawa sandal yang anda gunakan di toilet
ke dalam ruangan
Jangan Lakukan Hal Berikut ini di Jepang
1. Datang terlambat, orang Jepang sangat
bangga dengan budaya ketepatan waktu mereka, karena itu hindari datang
terlambat pada kesempatan apapun.
2. Jangan makan sambil berjalan walaupun
anda terburu-buru, orang Jepang terbiasa melihat orang makan dengan berdiri,
tetapi tidak sambil berjalan.
3. Jangan berisik di kereta atau bus,
orang Jepang terbiasa dengan suasana tenang di kereta atau bus. Masyarakat
Jepang yang komuter seringkali memanfaatkan waktu di bus atau kereta untuk
tidur dan beristirahat, karena itu berisik dianggap sebagai bentuk ketidaksopanan.
4. Jangan meninggalkan piring kotor anda
di restoran atau tempat makan. Orang Jepang membersihkan meja tempat mereka
makan dan membawa piring dan baki kotor ke tempat yang telah disediakan. Hal
ini berlaku juga untuk restoran cepat saji atau warung makan umumnya. Hanya di
restoran mewah dan mahal saja hal ini tidak dilakukan.