Adds

Monday, March 13, 2017

Etika di Masyarakat Jepang



Masyarakat Jepang adalah masyarakat yang mengutamakan kepentingan kelompoknya,  karena itu orang yang terlalu ingin menonjol sendiri biasanya malah dianggap tidak baik oleh rekan-rekannya. Kata kunci yang perlu anda ingat adalah harmoni dan kerjasama. Prestasi bersama jauh lebih dihargai daripada prestasi individu.

Masyarakat Jepang selalu berusaha mencegah seseorang kehilangan muka. Jangan sampai membuat malu seseorang di depan umum baik saat bercakap-cakap santai ataupun dalam rapat formal. Hindari menyalahkan dan memojokkan seseorang di depan orang lain walaupun orang tersebut memang telah membuat kesalahan pada anda.
Orang Jepang sangat menghargai usia, senioritas dan status jabatan. Di kantor atau di sekolah penghargaan lebih selalu diberikan pada mereka yang lebih senior. Umumnya mereka memanggil orang yang lebih senior dengan sebutan “senpai” dan junior dengan sebutan “kohai”. Pimpinan atau orang yang lebih tua biasanya dilayani terlebih dahulu dan minuman mereka akan selalu dituangkan oleh mereka yang lebih muda atau berkedudukan lebih rendah.


Agama bukan merupakan aspek penting dalam kehidupan orang Jepang, karena itu hindarkan percakapan tentang agama. Topik ringan seperti makanan, tempat wisata, atau hobby akan membuat suasana lebih menyenangkan.

Orang Jepang menerima dengan baik budaya barat tetapi di lain pihak juga menjaga budaya mereka tetap lestari di kehidupan sehari-hari. Tata cara dan ritual dalam melakukan sesuatu hal tetap dianggap penting karena itu bersabarlah dalam mengikuti tatacara mereka meskipun anda menganggapnya kuno dan tidak penting.




Nama orang Jepang biasanya terdiri dari dua kata, kata pertama biasanya menunjukkan nama kecil dan kata kedua menunjukkan nama keluarga. Misalnya KENJI NAKAGAWA berarti nama orang tersebut adalah Kenji dan nama keluarganya adalah Nakagawa.

Panggilan sopan bagi orang Jepang adalah dengan memanggil nama keluarganya diikuti dengan akhiran ‘–san” baik bagi lelaki maupun perempuan. Jadi KENJI NAKAGAWA akan dipanggil dengan nama NAKAGAWA-san. Jangan sekali-sekali memanggil orang yang baru anda kenal dengan menggunakan nama kecilnya, misalnya KENJI-san, karena itu tidak sopan. Yang berhak memanggil dengan nama kecil adalah orang tua atau orang yang benar-benar dekat dengannya, misalnya istri atau suaminya.

Satu hal yang akan membuat banyak orang asing bingung adalah dalam bahasa Jepang orang bernama KENJI NAKAGAWA justru akan ditulis NAKAGAWA KENJI. Hal ini akan menyebabkan kebingungan bagi orang yang tidak terbiasa. Untuk membiasakan hal ini anda harus bisa membedakan kata yang sering digunakan sebagai nama keluarga dan kata yang digunakan untuk nama kecil. 

Memberi salam adalah sebuah ritual formal di Jepang, apalagi pada pertemuan pertama. Jadi lakukan secermat mungkin untuk memberikan kesan baik. Walaupun orang Jepang sangat memahami budaya barat tapi akan lebih memberikan kesan baik kalau anda melakukannya dengan cara mereka. Usahakan jangan memulai perkenalan terlebih dahulu sebelum dipersilahkan oleh tuan rumah atau penanggungjawab acara. Daripada berjabat tangan akan lebih sopan kalau anda membungkuk untuk memberi salam sebelum memperkenalkan diri. Semakin tinggi jabatan atau usia orang yang anda ajak berkenalan, semakin dalam anda membungkuk.

Dalam menyelesaikan berbagai urusan orang Jepang sangat mempercayai hubungan pertemanan. Jadi apabila anda melamar suatu pekerjaan atau hendak menjalankan sebuah bisnis penting untuk mendapat rekomendasi dari seseorang yang dipercaya oleh orang yang anda ajak berbisnis atau penerima lamaran di perusahaan tempat anda melamar pekerjaan. Penting untuk selalu menjaga silaturahmi dan hubungan baik karena orang Jepang menghargai hal tersebut.

Dalam membuat janji dengan orang Jepang usahakan anda tidak membuat janji secara mendadak. Membuat janji melalui telepon atau berbicara secara langsung menunjukkan keseriusan anda daripada menggunakan surat, faks, atau email.
Orang Jepang sangat menghargai ketepatan waktu. Jangan sampai datang terlambat apabila anda diundang atau harus menghadiri rapat dengan orang Jepang.
Posisi duduk di sebuah ruangan pertemuan atau rapat biasanya sudah diatur sedemikian rupa, jangan sampai anda salah mengambil posisi duduk. Posisi pejabat tertinggi biasanya berada pada tempat paling nyaman, misalnya terletak paling jauh dari pintu masuk.

Kartu nama adalah instrumen penting dalam pembicaraan bisnis dengan orang Jepang. Buatlah kartu nama yang baik dan jagalah jangan sampai lecek atau terlipat. Memberikan dan menerima kartu nama sebaiknya menggunakan kedua tangan sambil sedikit membungkuk. Bacalah terlebih dahulu kartu nama yang diberikan kepada anda sebelum anda menyimpannya di saku atau dompet anda.



Apabila anda sedang melamar pekerjaan atau berbisnis dengan orang Jepang berusahalah jangan menolak suatu permintaan. Kadangkala permintaan itu walaupun sulit sebenarnya lebih berupa ujian dari mereka untuk mengetahui komitmen anda.

Usahakan selalu membawa CV pribadi atau company profile perusahaan anda dalam setiap pertemuan bisnis. Persiapkan secukupnya sebagai antisipasi apabila mereka memintanya.

Dalam rapat orang Jepang sangat menghindari perdebatan. Mereka tidak akan secara tegas menyatakan tidak setuju pada suatu ide. Penting bagi anda untuk mengamati bahasa non verbal mereka.

Orang Jepang termasuk sulit untuk mengucapkan “tidak”. Usahakan menanyakan sesuatu dalam frasa yang akan membuat mereka menjawab “ya”, misalnya anda dapat bertanya “apakah anda tidak setuju dengan ide ini?”

Konsensus bersama dan keputusan kelompok sangat penting dan dihargai, jadi usahakan jangan melanggar sebuah keputusan yang telah disepakati bersama.

Saat rapat kadang orang Jepang mendengarkan pembicaraan sambil menutup mata apabila mereka benar-benar mencermati apa yang sedang anda katakan.

Jangan pernah terbawa emosi dan marah-marah pada rapat. Apabila ada yang mengganjal akan lebih baik anda sampaikan di luar forum.

Memberikan hadiah atau buah tangan pada pertemuan pertama dapat dilakukan. Hadiah tidak perlu mahal tetapi harus memiliki kesan menghargai yang kuat. Suvenir dari Indonesia atau makanan kecil adalah contoh hadiah yang dapat diberikan pada pertemuan pertama.

Lebih baik hindari memberikan bunga terutama yang berwarna putih karena melambangkan duka cita. Hadiah lain yang sebaiknya dihindari adalah memberikan tanaman di dalam pot karena melambangkan “semoga cepat sembuh”

Kado atau hadiah sebaiknya dibungkus, tetapi jangan gunakan warna yang pucat, gelap, atau terlalu cerah. Warna pastel seperti coklat adalah pilihan paling aman.
Apabila setelah rapat anda diajak untuk makan ke restoran pastikan anda ikut serta kecuali ada acara yang benar-benar penting karena ini merupakan kesempatan penting untuk bersosialisasi. Walaupun demikian anda tetap harus siap untuk membayar sendiri makanan anda karena mentraktir makan bukan merupakan budaya orang Jepang.

Saat anda diundang untuk hadir di rumah orang Jepang sampaikan sebelumnya makanan yang tidak dapat anda makan karena larangan agama anda. Hal ini akan membantu tuan rumah untuk menyediakan makanan yang sesuai untuk anda.

Lepaskan sepatu atau sandal anda di pintu masuk, biasanya ada tempat untuk menukar alas kaki anda dengan sandal rumah (slippers) tetapi bila tuan rumah tidak menyediakan anda dapat bertelanjang kaki atau tetap memakai kaus kaki anda.

Tatalah alas kaki anda dengan rapi dengan ujung menghadap keluar. Ini akan memberikan kesan baik pada tuan rumah.




Jangan terlambat hadir apabila anda menerima undangan, terutama apabila yang mengundang adalah pimpinan anda.

Orang Jepang sangat menghargai kebersamaan, anda dapat membantu tuan rumah untuk membereskan meja makan atau mencuci piring, kecuali apabila dia tidak mengijinkan anda melakukan hal tersebut.

Tunggulah sampai orang yang lebih senior atau lebih dihormati untuk duduk terlebih dahulu.

Pada saat makan juga tunggulah agar mereka yang lebih senior atau lebih dihormati untuk mengambil makanan terlebih dahulu.

Jangan menggunakan sumpit untuk menunjuk sesuatu.

Jangan menusuk makanan dengan sumpit.

Apabila anda kesulitan menggunakan sumpit anda dapat meminta sendok..

Jangan menyilangkan sumpit saat selesai makan karena hal itu melambangkan orang meninggal.

Orang Jepang terbiasa makan makanan berkuah, misalnya mi atau sop,  dengan bersuara “slurp”. Bahkan semakin keras suara “slurp” tersebut menandakan makanan tersebut semakin nikmat. Walaupun demikian mereka akan memaklumi kalau anda tidak melakukannya karena perbedaan latar belakang budaya.

Orang Jepang tidak mencampurkan makanan di satu piring seperti umumnya orang Indonesia. Jadi mereka terbiasa makan dari mangkuk-mangkuk kecil terpisah, misalnya satu mangkuk untuk nasi, satu mangkuk untuk lauk, dan satu mangkuk untuk sup.

Jika anda tidak ingin minuman lebih banyak, jangan habiskan isi gelas anda, karena saat mereka melihat gelas kosong itu berarti isyarat untuk menambahkan lagi isinya. Sebaliknya untuk piring nasi sebaiknya anda menghabiskannya karena apabila anda menyisakan nasi menandakan anda belum selesai makan dan ingin menambah nasi.

Percakapan pada saat makan biasanya dikurangi, karena orang Jepang menyukai untuk menikmati makanan mereka.

Apabila anda harus ke toilet, jangan lakukan di tengah-tengah makan, dan jangan pula membawa sandal yang anda gunakan di toilet ke dalam ruangan

Jangan Lakukan Hal Berikut ini di Jepang
1.      Datang terlambat, orang Jepang sangat bangga dengan budaya ketepatan waktu mereka, karena itu hindari datang terlambat pada kesempatan apapun.
2.     Jangan makan sambil berjalan walaupun anda terburu-buru, orang Jepang terbiasa melihat orang makan dengan berdiri, tetapi tidak sambil berjalan.
3.      Jangan berisik di kereta atau bus, orang Jepang terbiasa dengan suasana tenang di kereta atau bus. Masyarakat Jepang yang komuter seringkali memanfaatkan waktu di bus atau kereta untuk tidur dan beristirahat, karena itu berisik dianggap sebagai bentuk ketidaksopanan.
4.      Jangan meninggalkan piring kotor anda di restoran atau tempat makan. Orang Jepang membersihkan meja tempat mereka makan dan membawa piring dan baki kotor ke tempat yang telah disediakan. Hal ini berlaku juga untuk restoran cepat saji atau warung makan umumnya. Hanya di restoran mewah dan mahal saja hal ini tidak dilakukan.